Kamis, 07 November 2013

ulat bulu


ulat bulu
ulat bulu
Beberapa hari belakangan ini, ulat bulu yang meresahkan beberapa daerah di Jawa kini telah meluas di Daerah Bali.Pertama kali menggegerkan beberapa desa di wilayah Kabupaten Buleleng, dan kini sudah meluas ke daerah Denpasar. Tidak menutup kemungkinan daerah lainnya di Bali juga akan ikut mendapat imbas dari ulat bulu ini.

Untuk menjaga berbagai kemungkinan perkembangan populasi ulat bulu ini yg membludak, Facebookers Bali Community akan memberikan pengertian serta tips & trik mencegah dan mengusirnya.

  • Apakah ulat bulu tersebut ?
Ulat bulu atau dalam bahasa latinnya desiciria inclusa merupakan tahap larva dari kupu-kupu dan ngengat. Tahap ini biasanya berlangsung dari sekitar dua minggu sampai satu bulan sebagai bagian dari proses Metamorfosis. Kupu-kupu dan ngengat memiliki empat tahap kehidupan: telur, larva (tahap ulat), pupa (fase kepompong), dan dewasa (kupu-kupu). Ulat adalah binatang herbivora yang memiliki kebiasaan makan yang sangat rakus sehingga dianggap hama dalam dunia pertanian.

Ulat bulu yang berkembang saat ini berasal dari tetasan telur ngengat. Aktivitas ngengat pada malam hari berpindah dari satu tempat ke tempat lain lalu bertelur dan lahirlah ulat. Populasi ulat bulu yang sangat besar ini juga dipengaruhi kelembaban udara akibat curah hujan yang sangat tinggi akhir-akhir ini. Hujan yang terus menerus mengakibatkan musuh alami ulat bulu, yakni sejenis predator bernama "Braconid" dan "Apanteles" tidak mampu bertahan hidup.
Musuh alami itu tidak bisa mengontrol populasi ulat bulu yang semakin banyak, dan berkembangbiak dengan cepat, bahkan menyebar ke lingkungan penduduk.
Dalam proses sirkulasi kehidupan ulat saat masih menjadi telur, musuh alami ulat itu selalu memberikan parasit pada telur ulat, sehingga dari ribuan telur, hanya beberapa telur saja yang lolos dari parasit dan bisa menjadi ulat. Namun, hujan yang terus menerus terjadi membuat proses kehidupan musuh alami tersebut terganggu, sehingga tidak mampu memberikan parasit pada telur ulat, akibatnya populasi ulat tidak bisa terkontrol dan menjadi banyak.

  • Akibat gangguan ulat bulu
Karena ulat bulu memiliki sifat makan yang sangat rakus, maka jika ulat bulu ini dalam jumlah banyaki menyerang tanaman, akan mengakibatkan tanaman tersebut menjadi sangat cepat gundul (kehilangan daunnya). Namun, hama ulat bulu ini hanya menyerang tanaman mangga dan tidak akan menyerang tanaman lain, seperti padi, sayur, bunga serta berbagai jenis buah lainnya.

Ulat bulu juga dapat mengganggu kesehatan manusia. Populasi ulat bulu yang sangat banyak saat ini dapat menyebabkan kulit menjadi gatal apabila kita sentuh. Selain itu, duri tajam pada ujung rambut ulat bisa bersarang di jaringan lunak dan selaput lendir seperti mata dan saluran pernafasan sehingga dapat menimbulkan Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

  • Cara penanganannya
Perkembangan ulat bulu dapat dikendalikan melalui menyapu, membakar, atau menyemprot dan injeksi tanaman yang terkena serangan. Menyapu serta membakar sampah (daun kering) di bawah pohon bertujuan untuk mengurangi kelembaban sehingga telur ulat menjadi mati. Sedangkan menyemprot dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida atau sejenis cairan Lamda Sihalotrim, Supracide 400 EC yang dapat dicampung air serta bubuk deterjen dengan perbandingan 1 liter air dicampur 2 - 5 cc insektisida dan 1 sendok makan bubuk diterjen.

Untuk tanaman yang tinggi, dapat dilakukan dengan metode injeksi yaitu dengan mengebor batang pohon dengan mata bor 5/8 dengan posisi 45 derajat. Kemudian masukkan 20 cc insektisida tanpa air. Setelah itu lubang tadi ditutup dengan rapat. Penyemprotan dilakukan secara berkala sampai populasi ulat berkurang.

Namun, pestisida yang digunakan secara berlebihan bisa mengakibatkan kehidupan musuh alami ulat terganggu dan tidak sempat berkembangbiak, sehingga tidak mampu mengendalikan populasi ulat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar